Senin, 09 Agustus 2010

Hijabku

Cahaya Muslimah itu lambat laun menerangi hidupku. Seperti ada sesuatu dalam hatiku yang membuatku sadar. Memang sudah lama aku berjilbab, namun aku belum BERJILBAB sebenar-benarnya. Dan inilah awal dari hidayah yang ku terima. Aku mulai aktif di pengajian yang di adakan sekolahku. Mulai terbiasa menggunakan busana muslimah, tanpa rasa minder lagi. Yah...aku mulai merasa nyaman, walaupun terkadang pandangan mata orang yang melihatku seakan-akan berkata "Loh, kok??" Aku tak peduli lagi, bagiku, yang terpenting bagiku adalah aku berada di jalan yang benar, jalan menuju Cahaya-Mu.

Tidak hanya teman-temanku, ternyata lingkungan keluargaku juga menolak keputusanku untuk BERJILBAB. Tidak !! Bukan larangan , mereka bilang belum waktunya. Tapi mau bagaimana ? Aku terlanjur jatuh hati pada JILBAB (Jalabiyah) KU. Sulit sekali untuk melepasnya, apalagi meninggalkannya.

Tidak hanya itu , kakak sepupuku pun tak mendukungku (kasian yah !)
Berawal ketika Minggu, 8 Agustus 2010. Kami berencana untuk rekreasi ke Tj. Karang. Semua bekal dll telah siap. Tinggal menunggu kakak sepupuku, Lina. Ketika itu aku mengenakan busana muslimah, paduan antara coklat dan pink serta kerudung coklat muda yang menjulur hingga ke dadaku.

Lina yang baru saja datang, spontan langsung menarikku ke kamar. Terjadilah perdebatan kecil yang hingga kini masih menyisakan tanya bagiku.
"Kenapa sih pakaian kamu kayak gini?" tanya Lina dengan nada ketus.
"Emang ada yang salah?" jawabku polos.
"Hey..mana kamu yang dulu ?? Kok udah kayak umat Muhammadiyah begini?"
"Ga pa-pa, kan bagus.."kataku membela diri.
"Pokoknya ganti !!!"
Dengan ogah-ogahan, akupun beranjak mengganti pakaianku, tidak !! Ini tidak membuat niatku luruh. Aku menggantinya dengan celana kain hitam.
"Sudah cukup??" tanyaku pada Lina.
"Belum..baju muslimahmu, ganti dengan kaos"
"Sudah ah..udah telat...kasian yang lain udah pada nunggu" kataku mengelak.

Alhamdulillah, Allah menolongku. Ini belum seberapa. Mama pun menasehatiku ketika tiba di lokasi pariwisata Tj. Karang.
"Nak...dengerin mama..Mama ga ngelarang kamu berubah seperti ini, tapi ini terlalu cepat belum waktunya, Nak.." jelas Mama lembut.
"Kenapa ??" tanyaku polos.
"Kamu masih terlalu muda, terlalu cepat dewasa kalo kamu pake pakaian begini. Mama takut, di usiamu yang punya emosi labil seperti ini, kamu ntar terpengaruh dan malah melepasnya" kata Mama hati-hati, tak ingin membuatku terluka.
"Jadi, menurut Mama, aku harus mengubah semuanya dan kembali seperti dulu (berkerudung tanpa jilbab) ?"
 tanyaku lesu.
(Jilbab = baju kurung longgar sesuai tuntunan Al-Ahzab : 59)
"Kamu tahu apa yang terbaik...Mama cuma bisa nyaranin" kata Mama mengakhiri percakapan.

Sejak percakapan itu, benakku berkecamuk. Meronta !! Marah !!
Sebegitu susahnya ingin berubah, bahkan yang baik, dianggap SALAH ! Dan yang salah, dianggap BENAR karena budaya yang sudah EDAN !!

Ya ALLAH, Tunjukkan jalan-Mu.....