Bismillahirrahmanirrahim ..
Jum'at , 25 Maret 2011 .
Sore ini kami berkunjung ke ponpes ******. Hm..semua siswi diwajibkan menutup aurat alias berkerudung. Yah, walaupun tidak sesempurna tuntunan firman ALLAH. Setidaknya lebih baik daripada tidak sama sekali. Ponpes ini sekaligus panti asuhan. Walaupun tak begitu banyak santrinya, bangunannya cukup memadai dan saat ini sedang dalam masa renovasi. Suasananya begitu tenang, sejuk dan benar-benar damai. Rasanya ingin berlama-lama disini.
Sang Ikhwan mulai mengumandangkan adzan, mereka sholat berjamaah di tanah lapang depan bangunan pesantren dengan menggelar tikar sholat. Kami. para akhwat* sholat di dalam ruangan. Ada hal yang mengesankan disini. Sebelum berangkat, kepsek meminta para ikhwan untuk berwudhu, dengan catatan di ponpes mereka tak lagi berwudhu. Tau apa mksud kepsek ini ? Bukan...bukan karena di ponpes airnya sedikit, tapi karena kepsek ingin sang ikhwan tidak bersentuhan dengan akhwat. Jadi, siapa yang setibanya di ponpes lantas dia (ikhwan) berwudhu berarti dia menyentuh akhwat dalam perjalanan. hihihhii . aku salut deh buat siasat kepsek ini. Two Thumbs !
Oke deh, lanjut nyokk...
Selesai sholat, kami berdzikir dan berdoa bersama sekaligus penyerahan sumbangan untuk ponpes ini yang diwakili oleh kepsek selaku pembina kami, dan diterima oleh Pak Kiai selaku pembina ponpes. Acara yang begitu khitmat, hingga ketika kegiatan ini telah hampir berakhir, rasanya enggan untuk pulang.
Waktu kami manfaatku untuk bersalam-salaman. Sempet risih, tapi toh ambil positifnya, aku hanya bersalaman dengan Pak Kiai dan Para Guru dan Kepsek, toh bagiku mereka sudah seperti orang tuaku. InsyaALLAH tidak berdosa bersalaman dengan mereka. AMIN...
Hey,..Pak Kiai ini mengenalku. Yah, pertama kali aku ke ponpes ini, aku bersama mama. Waktu itu, aku masih mengenakan c*l*n*. Kedua kalinya, bersama temanku, tepat pada Hari Assyura, kami mengantar sumbangan, saat itu aku sudah istiqomah dengan jilbab (baju kurung/gamis). Sekarang pertemuan ketiga, aku sudah mengenakkan gamis dan kerudung panjang. "Alhamdulillah" ucap pak Kiai saat melihatku yang hendak menjabat tangan beliau.
Aku jadi ingat, saat pertma kali kesini, Pak Kiai ini sempat menyindirku, katanya kurang lebih seperti ini "Adik kelas berapa ? Wah, kebetulan...bapak punya anak laki-laki semester 5, bisa dijodohkan sama adik" ucap beliau kepadaku tepat didepan mama. Yah..aku dan mama hanya tersenyum, kemudian mama menjawab dengan sopan, "Iya Ustadz, nantilah kita lihat".
Hm... ini termaksud khitbah lagi kah ? Ya ALLAH, berikan jodoh yang terbaik bagiku.
Saat itu, aku tak begitu menanggapinya, sebab aku sama skali tdk mengenal anak beliau. Tapi hari ini, aku melihatnya. Seorang Ikhwan yang bersahaja, dari wajahnya tersirat kecerdasan dan kebijaksanaan. Seorang ikhwan menggenakan baju kokoh putih lengkap dengan kopiah dan sarung yang menutup dirinya. Dengan empat matanya yang menerawang. Hm.. sampai-sampai sahabatku terpikat padanya, hingga tak henti-henti memujinya sembari berharap mendapat jodoh seperti itu.
Ya ALLAH, jaga hati, mata, pandangan, pikiran dan anggota tubuhku dari zina yang yang engkau murkai. Jagalah kesuciaanku dlam keistiqomahanku terhadap perintah-Mu...amin ya Rabb
Sabtu, 26 Maret 2011
sahabat kecilku akankah dia jodohku ?
Bismillahirrahmanirrahim ..
Sebulan yang lalu, ah...tidak, beberapa minggu yang lalu, tepatnya kapan, aku tak begitu mengingatnya. Saat makan siang bersama mama, mama perlahan-lahan membuka topik pembicaraan. Yang entah darimana awalnya, tapi terfokus pada satu cerita. Bunda bercerita bahwa tadi beliau kedatangan tamu. Awalnya aku tak begitu menanggapinya, bukankah itu hal wajar ? Hm..tamu itu adalah orang yang dulu tinggal tepat di depan rumahku. Aku ingat jelas bagaimana dekatnya keluarga kami dengan keluarganya, itu tak dapat ku pungkiri. Tapi...yang membuatku tersentak kaget, ternyata dulu mama dengan ibu itu berkeinginan untuk menjodohkanku dengan putra sulungnya yang tiada lain adalah sahabat kecilku, sebut saja Bintang (nama samaran).
Tentu saja hal itu membuatku spontan terdiam, suasana ruang makan pun sejenak hening.
"Lagilagi dijodohkan, hm..entah ini permintaan yang keberapa, tidak hanya temen papa, ternyata temen mamapun demikian" benakku.
Aku tak dapat lagi berkata-kata, jujur saja aku belum siap. Apalagi aku tak tahu, bagaimana dia yang sekarang. Masih seperti dulukah ? Atau ? Ah..sudahlah. Aku malas memikirkannya. Hanya membuat hatiku berzina dan membuat otakku menerawang jauh mencari sosok sahabat kecilku itu.
Mama melanjutkan ceritanya, ternyata dulu mama tak ambil serius mengenai persoalan ini. Tapi ibu Bintang sudah terlanjur serius, wajar sih, dulu aku dan Bintang benar-benar sudah amat sangat dekat. Bahkan tak jarang aku menghabiskan waktu seharian bersamanya, tapi itu ketika kami masih anak-anak.
Dewasa ini, dijodohkan dengannya, rasanya agak canggung. Risih lebih tepatnya. Pasti berasa lain.
Ya ALLAH, akankah benar, dia jodoh yang kau kirimkan untukku ? Jika benar, tolong bntu kami menjaga kesucian hati ini hingga kelak engkau persatukan dalam ikatan suci. Jika memang bukan dia jodohku, dan aku bukan jodohnya, maka kami mohon jagalah jodoh kami yang entah saat ini berada dimana. Jagalah kami dalam keistiqomahan mencari ridho-Mu sampai kelak Engkau pertemukan dengan jodoh yang telah Engkau siapkan . Amin ya Rabb
Iia Assyifa Azzahra
Sebulan yang lalu, ah...tidak, beberapa minggu yang lalu, tepatnya kapan, aku tak begitu mengingatnya. Saat makan siang bersama mama, mama perlahan-lahan membuka topik pembicaraan. Yang entah darimana awalnya, tapi terfokus pada satu cerita. Bunda bercerita bahwa tadi beliau kedatangan tamu. Awalnya aku tak begitu menanggapinya, bukankah itu hal wajar ? Hm..tamu itu adalah orang yang dulu tinggal tepat di depan rumahku. Aku ingat jelas bagaimana dekatnya keluarga kami dengan keluarganya, itu tak dapat ku pungkiri. Tapi...yang membuatku tersentak kaget, ternyata dulu mama dengan ibu itu berkeinginan untuk menjodohkanku dengan putra sulungnya yang tiada lain adalah sahabat kecilku, sebut saja Bintang (nama samaran).
Tentu saja hal itu membuatku spontan terdiam, suasana ruang makan pun sejenak hening.
"Lagilagi dijodohkan, hm..entah ini permintaan yang keberapa, tidak hanya temen papa, ternyata temen mamapun demikian" benakku.
Aku tak dapat lagi berkata-kata, jujur saja aku belum siap. Apalagi aku tak tahu, bagaimana dia yang sekarang. Masih seperti dulukah ? Atau ? Ah..sudahlah. Aku malas memikirkannya. Hanya membuat hatiku berzina dan membuat otakku menerawang jauh mencari sosok sahabat kecilku itu.
Mama melanjutkan ceritanya, ternyata dulu mama tak ambil serius mengenai persoalan ini. Tapi ibu Bintang sudah terlanjur serius, wajar sih, dulu aku dan Bintang benar-benar sudah amat sangat dekat. Bahkan tak jarang aku menghabiskan waktu seharian bersamanya, tapi itu ketika kami masih anak-anak.
Dewasa ini, dijodohkan dengannya, rasanya agak canggung. Risih lebih tepatnya. Pasti berasa lain.
Ya ALLAH, akankah benar, dia jodoh yang kau kirimkan untukku ? Jika benar, tolong bntu kami menjaga kesucian hati ini hingga kelak engkau persatukan dalam ikatan suci. Jika memang bukan dia jodohku, dan aku bukan jodohnya, maka kami mohon jagalah jodoh kami yang entah saat ini berada dimana. Jagalah kami dalam keistiqomahan mencari ridho-Mu sampai kelak Engkau pertemukan dengan jodoh yang telah Engkau siapkan . Amin ya Rabb
Iia Assyifa Azzahra
Selasa, 08 Maret 2011
terpuruk
Tak ada dayaku
tuk merangkai kata indah
Bibirku pun terasa keluh
untuk berucap
Tanganku kaku
untuk meraih pena
dan membalut kisah
dalam untaian kata
Bagaimana bisa
kan ku bingkai cerita hidupku
Ingatanku hanya tersisa
untuk hari ini saja ...
bahkan sedetik yang lalu pun
tlah mulai sirna dalam ingatanku kini ..
Apa yang bisa ku torehkan
dalam goresan penaku ??
Hidup yang kelam kah ??
Atau tangis yang hampir tiap malam
menemaniku menjemput mimpi ...
Ataukah tentang mimpi buruk
yang siap menepis segala harapku ??
Aku tahu ,,
ada TUHAN yang selalu menemani
tiap langkahku !
tapi aku terlalu lemah ..
aku tak mampu ..
bahkan mungkin ketika bisa ..
itu bukan kekuatanku ..
hanya titipan dari-Nya
untuk menjadikanku TEGAR
meski sungguh aku jauh dari "TEGAR"
dan kini berteman dengan ketepurukanku ..
tuk merangkai kata indah
Bibirku pun terasa keluh
untuk berucap
Tanganku kaku
untuk meraih pena
dan membalut kisah
dalam untaian kata
Bagaimana bisa
kan ku bingkai cerita hidupku
Ingatanku hanya tersisa
untuk hari ini saja ...
bahkan sedetik yang lalu pun
tlah mulai sirna dalam ingatanku kini ..
Apa yang bisa ku torehkan
dalam goresan penaku ??
Hidup yang kelam kah ??
Atau tangis yang hampir tiap malam
menemaniku menjemput mimpi ...
Ataukah tentang mimpi buruk
yang siap menepis segala harapku ??
Aku tahu ,,
ada TUHAN yang selalu menemani
tiap langkahku !
tapi aku terlalu lemah ..
aku tak mampu ..
bahkan mungkin ketika bisa ..
itu bukan kekuatanku ..
hanya titipan dari-Nya
untuk menjadikanku TEGAR
meski sungguh aku jauh dari "TEGAR"
dan kini berteman dengan ketepurukanku ..
Langganan:
Postingan (Atom)