Sabtu, 26 Maret 2011

Bismillahirrahmanirrahim ..

Jum'at , 25 Maret 2011 .
Sore ini kami berkunjung ke ponpes ******. Hm..semua siswi diwajibkan menutup aurat alias berkerudung. Yah, walaupun tidak sesempurna tuntunan firman ALLAH. Setidaknya lebih baik daripada tidak sama sekali. Ponpes ini sekaligus panti asuhan. Walaupun tak begitu banyak santrinya, bangunannya cukup memadai dan saat ini sedang dalam masa  renovasi. Suasananya begitu tenang, sejuk dan benar-benar damai. Rasanya ingin berlama-lama disini.

Sang Ikhwan mulai mengumandangkan adzan, mereka sholat berjamaah di tanah lapang depan bangunan pesantren dengan menggelar tikar sholat. Kami. para akhwat* sholat di dalam ruangan. Ada hal yang mengesankan disini. Sebelum berangkat, kepsek meminta para ikhwan untuk berwudhu, dengan catatan di ponpes mereka tak lagi berwudhu. Tau apa mksud kepsek ini ? Bukan...bukan karena di ponpes airnya sedikit, tapi karena kepsek ingin sang ikhwan tidak bersentuhan dengan akhwat. Jadi, siapa yang setibanya di ponpes lantas dia (ikhwan) berwudhu berarti dia menyentuh akhwat dalam perjalanan. hihihhii . aku salut deh buat siasat kepsek ini. Two Thumbs !

Oke deh, lanjut nyokk...
Selesai sholat, kami berdzikir dan berdoa bersama sekaligus penyerahan sumbangan untuk ponpes ini yang diwakili oleh kepsek selaku pembina kami, dan diterima oleh Pak Kiai selaku pembina ponpes. Acara yang begitu khitmat, hingga ketika kegiatan ini telah hampir berakhir, rasanya enggan untuk pulang.

Waktu kami manfaatku untuk bersalam-salaman. Sempet risih, tapi toh ambil positifnya, aku hanya bersalaman dengan Pak Kiai dan Para Guru dan Kepsek, toh bagiku mereka sudah seperti orang tuaku. InsyaALLAH tidak berdosa bersalaman dengan mereka. AMIN...

Hey,..Pak Kiai ini mengenalku. Yah, pertama kali aku ke ponpes ini, aku bersama mama. Waktu itu, aku masih mengenakan c*l*n*. Kedua kalinya, bersama temanku, tepat pada Hari Assyura, kami mengantar sumbangan, saat itu aku sudah istiqomah dengan jilbab (baju kurung/gamis). Sekarang pertemuan ketiga, aku sudah mengenakkan gamis dan kerudung panjang. "Alhamdulillah" ucap pak Kiai saat melihatku yang hendak menjabat tangan beliau.

Aku jadi ingat, saat pertma kali kesini, Pak Kiai ini sempat menyindirku, katanya kurang lebih seperti ini "Adik kelas berapa ? Wah, kebetulan...bapak punya anak laki-laki semester 5, bisa dijodohkan sama adik" ucap beliau kepadaku tepat didepan mama. Yah..aku dan mama hanya tersenyum, kemudian mama menjawab dengan sopan, "Iya Ustadz, nantilah kita lihat".
Hm... ini termaksud khitbah lagi kah ? Ya ALLAH, berikan jodoh yang terbaik bagiku.


Saat itu, aku tak begitu menanggapinya, sebab aku sama skali tdk mengenal anak beliau. Tapi hari ini, aku melihatnya. Seorang Ikhwan yang bersahaja, dari wajahnya tersirat kecerdasan dan kebijaksanaan. Seorang ikhwan menggenakan baju kokoh putih lengkap dengan kopiah dan sarung yang menutup dirinya. Dengan empat matanya yang menerawang. Hm.. sampai-sampai sahabatku terpikat padanya, hingga tak henti-henti memujinya sembari berharap mendapat jodoh seperti itu.



Ya ALLAH, jaga hati, mata, pandangan, pikiran dan anggota tubuhku dari zina yang yang engkau murkai. Jagalah kesuciaanku dlam keistiqomahanku terhadap perintah-Mu...amin ya Rabb

1 komentar:

  1. Amin ya Rabb...
    Cerita ini tak asing untukku, sepertinya saya mengenal penulisnya :)

    BalasHapus